Rss

Jumat, 24 Oktober 2014

Aku dan Rafi

siapapun pasti pernah merasakan apa itu artina kecewa.
3. pas (8)terhadap diri sendiri, orang lain apapun itu
akibat dari kekecewaan itu sendiri menjadi amarah pada diri kita
kecewa terhadap orang lain menjadikan kita dendam dan atidak senang lagi dengannya
tapi kadang kecewa itu datang karena kita iri dan terlalu melebih lebihkan
kalau saja kita berfikir dengan real dan fokus pasti itu tidak akan terjadi
tapi ada juga kecewa kiarena diri sendiri,
saat kita kecewa dengan diri kita semua pertanyaan pasti akan tertuju pada diri kita masing masing
untuk apa saya disini?
kenapa saya begini?
apa saya tak berguna lagi?
hingga akhirnya tak punya semangat untuk hidup,
dan melupakan segalahal karena frustasi kita sendiri
masing masing orang memiliki obat atau cara meredakan rasa itu
ada yang di bantu dengan suport orang lain
ada karena tergugah oleh sesuatu
termasuk saya terhadap sodara Rafi alfian rachman dan anak anak lain
pada saat itu saya kelas 2 SMK di tasik malaya dab telah melakukan banyak kesalahan dan berpindah ke
daerah kota di daratan bandung, melanjutkan sekolah dengan keadaan psikologi yang kurang baik mungkin iya
yang membuat sekolahpun seperti tak punya tujuan
selalu merasa takut salah melakukan sesuatu
selalu merasa takut salah dalam berbicara
dan itu yang mebuat saya gagal dalah segala hal
membuat efekk diri ini hilang seketika
kembali aku menjadi orang yang sangat labil dalam segala hal
seperti tak punya kekuatann dan arah tujuan hidup
semuanya aku lampiaskan pada game komputer sebenarnya saya tidak kecanduan dalam hal itu
pernah terdengar dari kepala sekolah ku kalau saya terjangkit penyakit psikis tapi terserah
karena saat itu aku hanya merasa takut dan tak punya arah tujuan
dan akhirnya saya menyerah untuk melakukan segala hal saya hanya diam dan melakukan pernafasan sesekali dengan emosi ayng tinggi
menggunakan akan akal yang hanya penuh dengan prediksi
bukan hyanya itu tapi aku juga melakukan segalanya dengan atas dasar logika tanpa mem[pertimbangkan semuanya
keadaan semakin kacau hingga ujian nasional tiba di saat aku berada di kelas xii smk yang menjurus pada bidang  tehnik komputer dan
jaringan
aku melakukannya atas dasar kebutuhan dan keterpaksaan,
selesai itu ujazahpun tak tau artinya dan ditinggal di sekolah
dan suatu ketika aku sering melihat anak anak TK yang sekolah di sekitaran aku tinggal
aku melihat mereka selalu senang dan aku memikirkan apa aku dulu seperti itu? dan selalu di jawab tidak tidak dan tidak
padahal aku punya kenangan kenangan yang baik saat itu
selanjutnya aku coba masukd an memerhatikan mereka sampai selang beberapa bulann dan aku mulai tampak kembali
semangat dalam melakukan banyak hal
tapi dalam reuang lingkup anak anak. aku melakukannya dengan senang hati
aku berfikir dengan keras
berfikir
berfikir
dan terus berfikir
dan mengatakan pertanyaan pertanyaan kembali pada diri sendiri
untuk apa msaya hidup?
untuk apa kenangan masa kecil kalau masa depannya tak berubah sama sekali
untuk apa belajar kalau kedepannya tidak ada hasilnya
untuk apa menjadi seorang anak kalau tak berbakti pada orang tua
untuk apa ini untuk apa itu terus di tanyakan di dalam hati hingga akhirnya saya bisa terlepas dan menjawav
semua pertanyaan yangada di dalam fikiranku
saat itu aku sangat dekat dengan saudara Rafi alfian rachman dan bertekad untuk mengajarkan apapun yang saya tau agar dia tau
betapa kerasnya kehidupan ini, aku ingins ekali mengajarinya menarik nafas dan m=bergerak yang baik,
dia terlahir di keluarga ayng sangat rukun
jarang terdengar sesuatu yang buruk didalamnya kerukunan dalam keluargapun sangat baik
dengan roang tua seorang pengajar itu bukan sebuah kesalahan yang bembuat anaknya memiliki insting kejeniusan yang muncul diantara
ank anak yang lain
merasa seperti itu aku senang bahkan aku selalu menanggapi apa permintaannya,
entah kenapa kehidupanku semakin lama semakin membaik dan setelah itu aku mulai terbiasa dengan kebiasaan baruku memerhatika mereka
dan juga dia
pengalaman ku dengan dia mungkin banyka yang dirahasiakan dari publik karena sikapnya juga begitu
aku pernah memotret saat dia buang air kecil , menurutku foto itu bagus karena jarang,,, di fotonya dia membelakangi kamera
dan sampao sekarang dia mungkin tidak tau portet yang itu
ada juga penglaman pertama aku menyeboki anak kecil padahal aku punya banyak adik tapi aku tidak pernah membantu hal seperti itu
saat itu dia sedang bersamaku dan aku melihat dia agak gelisah mungkin karena dia malu dan takut mengatakan suatu hal
dan akhirnya dia harus mengatakannya, dia kebelet pengen buang air besar,
dia mengatakan hal yang sangat aneh,, kalau dia tidak bisa cebok sendiri dan akhirnya aku pun tanpa ragu menyetujui
hal hal itu
dia mengantarkanku kesebuah kamar yang tepatnya kamar sepupunya ,,, kamar itu yang punya kamarmandi sendiri
dia membuka celananya dan juga celana dalamnya dan menyimpannya di depan pintu kamar mandi
antara takut dan malu dia menyuruhku untuk membukakan sedikit pintu kamarmandinya agar dia bisa lihat aku yang berada diluar
dan setelah beberapa menit dia selesai dan memintaku untuk masuk aku ambil air dari bak yang ternyata airnya tidak
seperti yang kuharapkan
airnya limit selimit limitnya
hanya ada sebagian kecil di ember di luar bak dan skitar 1 ember lagi di bak mandi,
aku ambil gayung dan mulai mengambil air dari bak mandi tangan kananku memegan gayung benuh dengan air dan tangan kiriku ada di
pungku dia aku mulai nyebokin dia dan ada ayng aneh dalam pikirku ,, kok dubur dia aneh? aku baru sadar kalau aku punya ambien
dan berdoa agar dia tidak sepertiku nanti atau sampai kapanpun
di tengah aku cebok dia mengambil sabun dan membersihkan dengan itu,, katanya kalau dia selalu menggunakan itu saat cebok
dia itu ngegemesin menurutku dan aku juga ngg tau harus bilang apa sama dia lebih dari kata trimakasih itu tidak cukup
aku juga ngg tau apa bisa lupain dia,,, karena aku punya tekad seperti ini
orang orang dulu bisa mengetahuiku tanpa aku ketahui siapa dia, dan semenjak itu saya membulatkan tidak ingin melupakan siapapun yang sudah membuatku bangun dari keterpurukan
termasuk keterpurukan yang sangat dalam seperti saat itu
hal ini mungkin aneh aku tuliskan disini tapi, saya adalah orang yang sangat tidak mau melupakan siapapun yang sudah menolong sayang bebas dari keterpurukan pada saat itu
terimakasih Rafi Alfian Rachman dan keluarga.. maaf saya belum bisa membalas pada kalian yang sudah baik kepada saya, secara tidaklangsung saya malu untuk bertemu tapi didalam hati ini ingin sekali bersama kalian dan terus belajar arti keluarga, kebersamaan dan hidup

READ MORE →